Asal-Usul Jambu Biji
Jambu biji
merupakan tanaman dari genus psidium dan terbagi atas banyak spesies. Tanaman
ini berasal dari negara Meksiko dan Amerika Tengah, beberapa tempat di
Kepulauan Karibia serta Afrika Utara. Namun kini tanaman jambu biji telah
dibudidayakan diberbagai tempat di dunia, khususnya di daerah tropis dan
subtropis. Buah jambu biji menyandang gelar “superfruit”. Oleh karena banyaknya
kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.
Klasifikasi ilmiah tanaman jambu biji :
Kingdom :
Plantae
Ordo :
Myrtales
Famili :
Myrtaceae
Upafamili :
Myrtoideae
Bangsa :
Myrteae
Genus :
Psidium
Spesies : P.
guajava
Kandungan Gizi Jambu Biji
Jambu biji
merupakan jenis buah yang mengandung vitamin C yang tinggi dan cukup mengandung
vitamin A dibanding dengan buah-buahan lainnya seperti jeruk. Apabila bijinya
ikut dimakan, maka termasuk pula kandungan asam lemak tak jenuh omega-3 dan
omega-6 dan juga serat makanan dalam jumlah yang tinggi. Akan tetapi kandungan
vitamin C ini sangat tergantung pada spesies jambu biji. Sebagai contohnya
spesies jambu biji psidium littorale var cattleianum hanya mengandung 30-40 mg
vitamin C per 100 pergram buah atau hanya sepersepuluh dari kandungan spesies
jambu biji lainnya.
Jambu biji
mengandung baik karotenoid dan polifenol, yakni kelompok antioksidan utama.
Karotenoid dan polifenol dapat menjadikan buah jambu biji memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi.Oleh karena pigmen tanaman ini terdapat pada warna
buah. Maka buah jambu biji yang berwarna merah atau kekuningan memiliki manfaat
lebih sebagai sumber antioksidan dibandingkan dengan buah yang berwarna
kehijauan.
Selain
buahnya yang mengandung nilai gizi yang tinggi daunnya juga mengandung nilai
gizi yang cukup tinggi. Daun jambu biji juga memiliki manfaat yang tidak kalah
besarnya. Ekstrak daun dan batang jambu biji memiliki khasiat terhadap kanker,
infeksi bakteri, inflamasi, dan nyeri. Minyak atsiri daun jambu biji memiliki
khasiat antikanker. Dalam pengobatan tradisional, daun jambu biji digunakan
untuk mengobati diare, serta diabetes.
Kandungan
gizi buah jambu biji (Psidium guajava) segar per 100 gram :
-Energi 68
Kcal 3,5 %
-Karbohidrat
14,3 g 11,5 %
-Protein
2,55 g 5 %
-Total Lemak
0,95 g 3 %
-Vitamin A
624 IU 21 %
-Vitamin C
228 mg 396 %
-Vitamin E
0,73 mg 5 %
-Vitamin K
2.6 mcg 2 %
-Natrium 2
mg 0 %
-Kalium 417
mg 9 %
-Kalsium 18
mg 2 %
- Magnesium
22 mg 5,5 %
-Phyto-nutrisi
Pemanfaatan Buah Jambu Biji
Jambu biji
merupakan jenis tanaman yang serbaguna dan multifungsi. Jambu biji dapat tumbuh
baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Daerah yang memiliki iklim tropis
maupun subtropis juga baik untuk pertumbuhan tanaman ini. Tetapi saat ini
umumnya tanaman ini ditanam di pekarangan dan di ladang-ladang. Pohon jambu
biji merupakan tanaman perdu yang banyak bercabang, tingginya dapat mencapai 12
meter. Besar buahnya bervariasi dari yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan
lebih dari 10 cm.
Namun
pemanfaatannya dalam masyarakat belum semaksimal mungkin. Buah dan daunnya
dapat digunakan untuk obat tradisional misalnya untuk obat maag, diare. Selain
itu buah jambu biji juga kaya akan serat, khususnya pectin (serat larut air) ,
mengandung tannin, kalium, dan likopen.
Manfaat
pectin (serat larut air) untuk bahan pembuat gel atau jeli, untuk menurunkan
kolesterol yaitu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu
pengeluarannya. Jambu biji juga mengandung tannin yang menimbulkan rasa sepat
pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah
dan berguna untuk menyerang virus. Kalium yang terkandung dalam jambu biji
berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot,
mengatur jalannya zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan
keseimbangan cairan pada jaringan dan sel tubuh serta menurunkan kadar
kolesterol total dan trigliserida darah, dan menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi). Likopen merupakan karotenoid (pigmen penting dalam tanaman) yang
terdapat dalam darah (0,5 mol perliter darah) serta memiliki aktifitas anti
oksidan. Jika mengkonsumsi likopen dalam jumlah yang tinggi khusussnya pada
jambu biji yang daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak, dan rasanya
manis mempunyai efek memberikan perlindungan pada tubuh dari serangan beberapa
jenis kanker.
Mengenal
Jambu Biji
Buah jambu
biji merupakan buah yang kaya akan vitamin C dan vitamin A. Selain itu nuah
jambu biji juga mengandung beberapa senyawa kimia yang tidak berbahaya untuk
tubuh kita. Tanaman jambu biji banyak ditemui di daerah yang memiliki iklim
tropis biasanya tanaman ini ditanam di pekarangan maupun di ladang-ladang.
Jambu biji merupakan tanaman perdu yang bercabang.
Pembibitan
Pembibitan
pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun
dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1)
Persyaratan Benih
Benih yang
diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen
yang merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yang baik antara
lain yang berasal dari:
Buah yang
sudah cukup tua.
Buahnya
tidak jatuh hingga pecah.
Pengadaan
bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian
bersilang.
2) Penyiapan
Benih
Setelah buah
dikupas dan diambil bijinya, lalu disemaikan dengan jalan fermentasi biasa
(ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari
semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2
dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat
(H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air
tawar yang bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan air yang mengalir selama 10
menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur, biji dapat
dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya.
Setelah batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yang disemaikan
baru dapat dilakukan okulasi /cangkok yang kira-kira telah bergaris tengah 1cm
dan tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan pekerjaan
okulasi dan setelah selesai pencangkokan ditaruh dalam media tanah baik dalam
bedengan maupun didalam pot/kantong plastik,setelah tanaman sudah cukup kuat
baru dipindah kelokasi yang telah disiapkan.
3) Teknik
Penyemaian Benih
Pilih lahan
yang gembur dan sudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu
mudah diawasi untuk penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai berikut: tanah
dicangkul sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan
sisa pepohonan dan benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga
menjadi gembur dan dibuat bedengan yang berukuran lebar 3-4 m dan tinggi
sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yang idel sekitar 6-7 m, dengan
keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak
sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, dan untuk menambah kesuburan
dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan keadaan
sudah matang dan benih siap disemaikan. Selain melalui proses pengecambahan
biji juga dapat langsung ditunggalkan pada bedeng-bedang yang sudah disiapkan,
untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan,
biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yang berjarak 20-30 cm setelah berkecambah
sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat
dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman. Setelah mencapai
keinggian 5-6 m, kurang lebih telah berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi
dapat dimulai dengan mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media
tanah yang telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa
atau plastik yang telah diberi lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan
tali plastik supaya menjaga petumbuhan akar tidak mengalami hambatan. Akar akan
tumbuh dengan cepat, sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan mata
tangkai yang telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan
lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya
sebesar 2/3 pada bagian bibir kulit dan setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas
jika kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil dan pohon
pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi kesempatan
mata terebut untuk berkembang dan setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit
hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot atau kantong plastik, kemudian
dilakukan pemotongan pada akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat
berkebang. Setelah itu baru dilakukan penanaman dalam lobang-lobang bedengan
yang telah dipersiapkan.
4) Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Pemberian
pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara
cepat dan merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan
dilakukan penyiraman dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D
0,2%, untuk merangsang secara langsung pada daun dan akar, sehingga memberikan
kekuatan vital untuk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman
pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan,
penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari
terbit, alat yang digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata
dan tidak merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm
dari permukaan. Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur,
dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya
disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1
tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yang
sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yang telah
dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit
dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang
diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman
2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada
disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap
2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman
disemprot 50 cc larutan.
5)
Pemindahan Bibit
Cara
pemindahan bibit yang telah berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi
dapat dengan mencungkil atau membuka plastik yang melekat pada media penanaman
dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak, dan pencungkilan
dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam
penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit untuk menjaga terjadinya
penguapan yang berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh. Ditanam pada
bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m dan ditutupi dengan atap yang dipasang
miring lebih tinggi di timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata
hari pagi. Dan dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali
ditanam pada musim penghujan.
Pengolahan Media
Tanam
1) Persiapan
Sebagai
salah satu syarat dalam mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu
biji dipilih tanah yang subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada
daerah perbukitan tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat
sengkedan (teras) pada bagian yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah
perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara
merata. Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian
dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yang panjangnya disesuaikan dengan
ukuran yang diperlukan.
2) Pembukaan
Lahan
Tanah yang
akan dipergunakan untuk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama,
tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda
keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan
mempertimbangkan bibit yang mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan
pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi
perlu pengolahan yang cukup dalam (50 cm). Kemudian dibuatkan saluran air
selebar 1 m dan ke dalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi
sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus/
tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting
dan dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun
sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg)
per meter persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3) Pembentukan
Bedengan
Tanah yang
telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yang berukuran 3 m lebar, panjang sesuai
dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan guna
menopang bibit yang akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar
4 m, dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi,
setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, untuk sarana
lalu-lintas para pekerja dan dapat digunakan sebagai saluran air pembuangan,
untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang
sudah matang. Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan
jarak tanaman antara 3 x 2 m.
4)
Pengapuran
Pengapuran
dilakukan apabila dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru
terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum
terlalu subur. Caranya dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m,
dasar lobang ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang, guna
menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur
diberi pupuk kandang.
5) Pemupukan
Setelah
jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan
kemudian diberikan pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK
dengan dosis 12:24:81 ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan
pertama, pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon dan bulan
ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang
yang sudah matang dan ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman. Pemupukan
merupakan bagian terpenting yang peggunaannya tidak dapat sembarangan,
terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan
berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yang
akan membahayakan tanaman itu sendiri.
Pemeliharaan Tanaman
Meskipun
penanaman jambu biji mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan
keadaan tanah dan cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila
keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yang diperhatikan dengan baik akan
memberikan imbalan hasil yang memuaskan.
1)
Penjarangan dan Penyulaman
Karena
kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama
Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai
radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan
baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tanaman
terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila
tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.
2)
Penyiangan
Selama 2
minggu setelah bibit yang berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan
perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan
dahan muda (warna hijau) dan apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam
satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan
akan berakibat buah menjadi besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non
biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50
cm dilakukan pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke
arah mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.
3)
Pembubunan
Supaya tanah
tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan
pembalikan dan penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan
setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
4)
Perempalan
Agar supaya
tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2
tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya.
Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk
tanaman, juga memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara
dan pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan
harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada
musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
5) Pemupukan
Untuk
menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan
pupuk secara berkala dengan aturan:
Pada tahun
0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg
pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan
disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm
dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup
kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.
Pemupukan
tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan
dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti
ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.
Pemupukan
tanaman umur 3 tahun keatas, Kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna,
terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti
selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman memerlukan pupuk kandang
sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan membuat
torakan yang mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman
sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup
kembali dengan bekas galian terdahulu.
6) Pengairan
dan Penyiraman
Selama dua
minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam,
penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu
berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman
jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi
lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. Dan bila turun hujan
terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara
membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau
tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air
3 PK untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap
sore hari.
7) Waktu
Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga
kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan baik karena kondisi
cuaca dan juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan
pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga
perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya
ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan
dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang
akan mengundang hadirnya semut-semut. Disamping itu juga digunakan insektisida
guna memberantas lalat buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah
sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.
8) Pemeliharaan
Lain
Untuk memacu
munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan
mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai
keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada
setiap stadium (tahap perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu
biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang
dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tanaman dengan
ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer
teknis.
Kandungan Kimia
Buah, daun,
dan kulit jambu biji mengandung tannin sedang pada bunganya tidak banyak
mengandung tannin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin,
seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam olea
olat, asam guajaverin, dan vitamin. Kandungan buah jambu biji per 100 gram
sebagai berikut :
-Kalori 49
Kal - Protein
-Vitamin A
25 SI - Lemak
-Vitamin B1
0,02 mg - Air
-Vitamin C
87 mg
- Kalsium 14
mg
- Hidrat
Arang 12,2 mg
- Fosfor 28
mg
- Besi 1,1
mg
- Protein
- Lemak
- Air
Ø
Jenis-Jenis Jambu Biji
1. Jambu
biji delima
Jambu biji
delima buahnya berbentuk bulat dan bermoncong dipangkalnya, walaupun kulitnya
agak tebal dan banyak bijinya, tapi dengan dagingnya yang berwarna merah dan
rasanya yang manis jenis jambu biji delima ini sangat menarik sekali untuk
dinikmati.
2. Jambu biji
gembos atau jambu biji susu
Jenis yang
ini mempunyai bentuk buah bulat agak lonjong dengan meruncing kepangkalnya.
Sama seperti jambu biji delima, kulit jambu jenis ini juga tebal dan jika
buahnya matang berwarna agak kuning, dagingnya berwarna putih, bijinya tidak
banyak, rasa kurang manis tetapi harum baunya.
3. Jambu
biji manis
Bentuk
buahnya bulat meruncing ke pangkal, kulit buahnya tipis dan jika matang
berwarna kuning muda. Jenis yang ini juga mempunyai biji yang banyak dan
dagingnya berwarna putih tetapi rasanya manis dan harum baunya.
4. Jambu
biji Perawas
Jambu biji
perawas berbentuk bulat lonjong dan buahnya lebih besar dari jenis biasanya,
kulitnya agak tebal, bila buahnya matang berwarna kuning, dagingnya merah,
bijinya tidak banyak, rasanya agak asam, baunya harum.
5. Jambu
biji Pipit
Berbentuk
bulat kecil-kecil, kulitnya tipis, bila matang buahnya berwarna kuning dan
dagingnya berwarna putih, rasanya manis dan harum baunya.
6. Jambu
biji sukun
Berbentuk
bulat besar dan kulitnya tebal, bila matang buahnya berwarna kuning, bijinya
sedikit bahkan hampir tidak berbiji, tapi rasanya hambar dan harum baunya.
Ø Penyakit
Diabetes Militus
Diabetes
militus sering juga disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang
dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit
ini timbul secara perlahan-lahan , sehingga seseorang tidak menyadari adanya
berbagai perubahan dalam dirinya. Dan juga timbulnya penyakit ini dikarenakan
pankreas tidak mampu membuat hormon insulin yang dibutuhkan untuk mengubah
glukosa menjadi gula dalam darah. Pada penderita Diabetes militus, sel-sel
tidak dapat menyerap glukosa dengan normal sehingga menumpuk terlalu banyak
dalam darah. Secara medis Diabetes Mellitus (DM) adalah kondisi
abnormalitas
metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh defisiensi insulin,
baik defisiensi
absolut maupun relatif. Hal tersebut terjadi jika sel
beta pada
pulau Langerhans pankreas mengalami kerusakan, sehingga jumlah
insulin yang
disekresikan berkurang. Hal tersebut menyebabkan timbulnya
hiperglikemia,
yaitu konsentrasi glukosa darah yang melebihi kisaran normal.
Gejala-gejala
Penyakit Diabetes Militus
Ø
Gejala-gejala umum , antara lain :
· Haus yang
terus menerus
· Berat
badan turun secara drastis
· Sering
buang air kecil dalam volume yang besar
· Cepat letih
dan penyebabnya tidak jelas
· Rasa gatal
dan peradangan kulit yang menahun
· Koma
tetapi hanya pada kasus tertentu
Ø
Gejala – gejala pada penderita diabetes militus
stadium tinggi , antara lain :
· Berat
badan yang menurun
· Patirasa
(kesemutan) atau sakit pada tangan dan kaki
· Borok pada
kaki yang tak kunjung sembuh
· Hilangnya
kesadaran ( koma )
Ø
Penyebab
diabetes mellitus sebenarnya bisa dengan berbagai macam cara misalnya:
1. Genetik
atau Faktor Keturunan
Diabetes
mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan.
Anggota
keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar
terserang
penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita
DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang
terpaut
kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita
sesungguhnya,
sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan
kepada
anak-anaknya.
2. Virus dan
Bakteri
Virus
penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui
mekanisme
infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi
atau
perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas
yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat
bakteri
masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri
cukup
berperan menyebabkan DM.
3.Bahan
Toksik atau Beracun
Bahan
beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron
(rodentisida),dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur).Bahan
lain adalah
sianida yang berasal dari singkong.
4. Nutrisi
Nutrisi yang
berlebih merupakan faktor resiko pertama yang
diketahui
menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat
nutrisi yang
berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.
0 komentar:
Posting Komentar